Selasa, 29 November 2016

Pengertian Filsafat



Pada umumnya para filsuf maupun para ahli filsafat mempunyai tinjauan yang senada dalam mengartikan istilah filsafat, walaupun secara harfian mempunyai perbedaan. Istilah “filsafat” dalam bahasa indonesia mempunyai padanan “falsafah” dalam kata Arab. Sedangkan menurut kata Inggris “philosophy”, kata Latin “philosophia”, kata Belanda “philosophie”, kata Jerman “philosophier” kata Perancis “philosophie”, yang kesemuanya itu diterjemahkan dalam kata indonesia “filsafat”. “philosophia” ini adalah kata benda yang merupakan hasil dari kegiatan “philosophien” sebagai kata kerjanya. Sedangkan kegiatan ini dilakukan oleh philosophos atau filsuf ssebagai subjek yang berfilsafat. Menurut Hanur Nasution, istilah “falsafah” berasal dari bahasa Yunani “philein” dan kata ini mengandung arti “cinta” dan “sophos” dalam arti hikmah (wisdom) (Nasution, 1973).
Dengan demikian istilah “filsafat” yang dimaksudkan sebagai kata majemuk dari “philein” dan “sophos” mengandung arti, mencintai hal-hal yang sifatnya bijaksana, sedangkan “filsafat” yang merupakan bentuk majemuk dari “philos” dan “sophia” berkonotasi teman dari kebijaksaan.
Sementara ahli ada yang menyatakan bahwa “sophia” arti yang lebih luas dari kebijaksanaan. Arti “sophia” meliputi pula kerajinan (creftsmanship) sampai kebenaran pertama (first truth), “sophia” kadang-kadang juga mengandung makna pengetahuan yang luas (wide knowladge), kebijaksanaan (intelectual virtues). Pertimbangan yang sehat (soundjudgement). Kecerdikan dalam memutuskan hal-hal yang praktis (shewdness in pratical decision).
Jadi istilah “filsafat” pada mulanya merupakan suatu istilah yang secara umum dipergunakan untuk menyebutkan usaha kearah keutamaan mental (the pursuit of mental exellence) (Ali Mudhofir, 1985).

Lingkup Pengertian Filsafat. Filsafat memiliki bidang bahasan yang sangat luas yaitu segala sesuatu baik yang bersifat konkrit maupun yang bersifat abstrak. Objek material dan formal ilmu filsafat sebagai berikut :
Objek Material Filsafat, yaitu objek pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik yang bersifat material kongkrit seperti, manusia, alam, benda, binatang dan lain sebagainya, maupun sesuatu yang bersifat abstrak misalnya nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan lain sebagainya.
Objek Formal Filsafat, adalah cara memandang seseorang peneliti terhadap objek material tersebut, suatu objek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu terhadap berbagai macam sudut pandang filsafat yang merupakan cabang-cabang filsafat, antara lain dari sudut pandang nilai terdapat bidang aksiologi, dari sudut pandang pengetahuan terdapat bidang epistemologi, keberadaan bidang ontologi, tingkah laku baik dan buruk bidang etika, keindahan bidang estetika dan masih terdapat sudut pandang lainnya yang lebih khusus misalnya filsafat sosial, filsafat hukum, filsafat bahasa dan sebagainya. Berdasarkan objek material dan formal ilmu filsafat tersebut maka lingkup pengertian filsafat menjadi sangat luas. Bidang lingkup pengertian filsafat :
Pertama : filsafat sebagai produk mencakup pengertian
a.         Pengertian filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori, sistem atau tertentu, yang merupakan hasil dari proses berfilsafat dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
b.        Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mempunyai ciri-ciri khas tertentu sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan persoalan filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat (dalam pengertian filsafat sebagai proses yang dinamis).
Kedua : filsafat sebagai suatu proses
Filsafat diartikan sebagai bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam pengertian ini filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafat dalam pengertian ini tidak lagi hanya merupakan sekumpulan dogma yang hanya diyakini ditekuni dan dipahami sebagai suatu sistem nilai tertentu tetapi tidak lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode tersendiri.
Sumber : Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar