Ciri-Ciri Filsafat
1.
Filsafat sebgain ilmu, yaitu bahwa filsafat
berusaha untuk mencari tentang hakikat atau inti dari suatu hal. Hakikatnya ini
sifatnya sangat dalam dan hanya dapat dimengerti oleh akal. Untuk mencari
pengetahuan hakikat, haruslah dilkukan dengan abstraksi, yaitu semua perbuatan
akal untuk menghilangkan keadaan, sifat-sifat yang secara kebetulan, sehinggan
akhirnya muncul substansi sifat mutlak).
2.
Filsafat sebagai cara berpikir, yaitu cara berpikir
yang sangat mendalam (radikal) sehingga akan sampai pada hakikat sesuatu.
Pemikiran yang dilakukan dengan melihatdari berbagai sudut pandang pemikiran
atau dari sudut pandang ilmu pengetahuan.
3.
Filsafat sebagai pandangan hidup, yaitu bahwa filsafat
pada hakikatnya bersumber pada hakikat kodrat diri manusia, yang berperan
sebagai mahluk individu, mahluk sosial dan mahluk Tuhan. Filsafat sebagai
pandangan hidup dapat dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari, juga dipergunakan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dihadapi dalam hidupnya. Sikap dan cara hidup
tersebut akan muncul apabila manusia sanggup memikirkan dirinya sendiri secara
utuh, total dan menyeluruh. Pengkajian manusia secara total dan menyeluruh ini
telah melahirkan bermacam-macam filsafat yang dapat dijadikan pandangan hidup
manusia itu sendiri.
Metedeologi Filsafat
Metode ialah cara
bertindak menurut sistem aturan tertentu metode filsafat hampir sama dengan
definisi dari para ahli dan filsuf tersendiri. karena metode ini adalah suatu
alat pendekatan untuk mencapai suatu hakikat sesuai dengan pandangan filsuf itu
sendiri. Sepanjang sejarah filsafat telah dikembangkan sejumlah metode filsafat
yang berbeda dengan cukup jelas. Metode filsafat dapat disusun menurut garis
historis, sedikitnya da 10 metode yaitu sebagai berikut :
1.
Metode Krirts : Socrate, Plato
Bersifat analisis istilah dan pendapat yang
menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan.
2.
Metode Intuitif: Plotinus, Bergson
Dengan jalan institutif sedang dengan pemakaian simbol
simbol diusahakan pembersihan intelektual atau bersama dengan penyucian mortal
sehingga tercapainya suatu penerangan pemikiran.
3.
Metode Skolastik: Aristoteles, Thomas
Aquinas, Filsafat Abad Pertengahan
Filsafat sintertis deduktuif. Dengan bertitik tolak
dari definisi atau perinsip yang jelas dengan sendirinya.
4.
Metode Geometris : Rene Descartes Dan
Pengikutnya
Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks dicapai
intuisi akan hakikat-hakikat sederhana dari hakikat itu dideduksikan secara
matematis segala pengertian lainnya.
5.
Metode Empeirisis : Hobbes, Locke,
Berkeley, David Hume
Hanya pengalamanlah yang menyajikan pengalaman benar
maka semua pengertian dalam instropekdisi bagikan dengan serapan-serapan
kemudian disusun bersamaan secara geometris.
6.
Metode Transendental : Immanuel Kant,
Neo-Skolastik
Bertitik tolak dari tempatnya pengertian edwngan jalan
analisisnya syarat syarat bagi pengertian sedemikian.
7.
Metode Fenomologis : Husser,
Eksistensialisme
Dengan jalan beberapa pemotongan sistematis (
reduction ) revleksi atas fenomin dalam kesadara mencapai penglihatan hakikat
hakikat murni.
8.
Metode Dialegtis : Hegel, Marx
Dengan jalan mengikuti dimanis pemikiran atau alam
sendiri menurut triade tesis, anti tesis sintesis dicapai hakiakat kenyataan.
9.
Metode Neo Positive
Kenyataan di pahami menurut kenyataannya dengan jalan
mepergunakan aturan aturan seperti ilmu pengetahuan posistif.
10.
Metode Analitika Bahasa : Wittgension
Dengan jalan analisis pemakainan bahasa sehari-sehari
di tentukan sah atau tidaknya ucapan ucapan filosofis.
SUMBER:
Susanto, A.2011.Filsafat
Ilmu. Jakarta:Bumi Aksara
Surajiyo.
2004. Ilmu Filsafat; Jakarta: Bumi
Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar