Anak yang tumbuh dan
dibesarkan dalam pola asuh yang keliru atau negatif, ditambah dengan lingkungan
yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini
adalah karena anak cenderung menilai dirinya berdasarkan apa yang ia alami dan
yang ia dapatkan dari lingkungannya. Jika lingkungannya memberikan sikap yang
baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya berharga.
1.
Karakteristik Konsep
Diri Anak Usia Sekolah Dasar
Perubahan-perubahan
konsep diri anak usia sekolah (usia 6-12) sebagai perubahan-perubahan dalam
konsep diri anak usia sekolah dasar. Awal-awal masuk sekolah dasar, terjadi
penurunan dalam konsep diri anak-anak. Hal ini mungkin disebabkan oleh tuntutan
baru dalam akademik dan perubuhan sosial yang muncul disekolah. Sekolah dasar
banyak memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk membandingkan dirinya
dengan teman-temannya, sehingga penilaian dirinya secara gradual menjadi lebih
realitis.
Menurut Santrock (1995)
perubahan-perubahan konsep diri anak selama tahun-tahun sekolah dasar dapat
dilihat sekurang-kurangnnya dari tiga kateristik konsep diri berikut:
a. Karakteristik Internal.
Berbeda dari anak–anak prasekolah, anak
sekolah usia dasar lebih memahami dirinya sendiri melalui karakter internal
dirinya melalui karakteristik eksternal.
b. Karakteristik Aspek
Sosial. Selama tahun-tahun sekolah dasar, aspek
sosial dari pemahaman dirinya juga meningkat dalam suatu investigasi, anak-anak
sekolah sering kali dijadikan kelompok-kelompok sosial sebagai acuan dalam
deskripsi diri mereka.
c. Karakter Perbandingan
Sosial. Pemahaman diri anak-anak usia sekolah
dasar juga mengacu pada perbandingan sosial (sosial comparison). Pada tahap perkembangan ini, anak-anak
cenderung membedakan diri mereka dari orang lain, secara komparatif dari pada
secara absolut.
Tabel
tahap – tahap pengambilan perspektif
Tahap Pengambilan Perspektif
|
Usia
|
Deskripsi
|
Perspektif yang
egosenstris
|
3-6
tahun
|
Anak
merasakan adanya perbedaan dengan orang lain, tetapi belom mampu membedakan
antara perspektif sosial (pemikiran, perasaan) orang lain dan perspektif diri
sendiri.
|
Pengambilan keputusan
diri reflektif
|
6-8
tahun
|
Anak
sadar bahwa orang lain memiliki suatu perspektif sosial yang didasarkan atas
pemikiran orang itu, yang mungkin sama atau berbeda dengan pemikirannya.
|
Pengambilan keputusan
diri reflektif
|
8-10
tahun
|
Anak
sadar bahwa setiap orang sadar akan perspektif orang lain dan bahwa kesadaran
ini memengaruhi pandangan dirinya dan pandangan orang lain.
|
Saling
mengambil perspektif
|
10-12
tahun
|
Anak
remaja menyadari bahwa baik diri sendiri sendiri maupun orang lain dapat
memandang satu sama lain secara timbal balik dan secara serentak sebagai
objek.
|
Pengambilan
Perspektif
|
12-15
tahun
|
Anak
remaja menyadari pengambilan perspektif bersama tidak selalu menghasilkan
pemahaman yang sempurna.
|
2.
Karakteristik Konsep
Diri Remaja (SMP-SMA)
a. Abstract
and idealistic. Gambaran tentang konsep diri yang abstrak, misalnya dapat
dilihat dari pernyataan remaja usia 14 tahun mengenai dirinya.
b. Differentiated.
Konsep diri remaja bisa menjadi semakin terdeferensiasi dibandingakan dengan
anak yang lebih muda.
c. Contradictions
within the self. Remaja mendeferensiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan
dalam konteks yang berbeda-beda.
d. The
fluctuating self. Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya
memunculkan fluktuasi diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak
mengejutkan.
e. Real
and ideal, true and false selves. Kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan
antara diri yang nyata dengan diri yang ideal menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan kognitif mereka.
SUMBER:
Dr. M. Hosnan, Dipl.Ed.,M.Pd. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar