Masyarakat
yang disamakan dengan istilah community atau society, diartikan sebagai:
“A community is a group or a collection of groups that in
habits a locality”. Menurut pengertian ini masyarakat adalah satu kelompok atau
sekumpulan yang mendiami suatu daerah.Istilah masyarakat dapat diartikan
sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah dengan tata
cara berpikir dan bertindak yang (relatif) sama yang membuat warga masyarakat
itu menyadari diri mereka sebagai satu kesatuan (kelompok).
Masyarakat adalah suatu perwujudan kehidupan bersama
manusia, di mana di dalam masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial,
proses anatar hubungan, dan Interaksi.Secara kualitatif dan kuantitatif anggota
masyarakat, terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku
bangsa, kebudayaan, agama, lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat yang
majemuk.
Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan
banyak orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak
berpendidikan sampai yang berpendidikan tinggi.Sementara itu, dilihat dari
lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan pendidikan nonformal yang
memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya,
tetapi tidak sistematis.Antara masyarakat dengan pendidikan punya keterkaitan
dan saling berperan. Apalagi pada zaman sekarang ini, setiap orang selalu
menyadari akan peranan dan nilai pendidikan. Oleh karena itu, setiap warga
masyarakat bercita-cita dan aktif berpatisifasi untuk membina pendidikan.
Mohammad Noor Syam, dalam bukunya Filsafat Pendidikan dan
Dasar Filasafat Pancasila, mengemukakan bahwa hubungan masyarakat dengan
pendidikan sangat bersifat korelatif, bahkan seperti telur dengan ayam.
Masyarakat maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan
dalam masyarakat yang maju pula.
Sementara itu, Sanafiah Faisal mengemukakan bahwa hubungan
antarsekolah (pendidikan) dengan masyarakat paling tidak, bisa dilihat dari dua
segi berikut.
1.
Sekolah sebagai patner masyarakat di
dalam melaksanakan fungsi pendidikan.Dalam konteks ini, berarti keduanya, yaitu
sekolah dan masyarakat dilihat sebagai pusat-pusat pendidikan yang potensial
dan mempunyai hubungan yang fungsioanal.
a) Fungsi pendidikan di sekolah sedikit
banyak dipengaruhi pula oleh corak pengalaman seseorang di lingkungan
masyarakat.Pengalaman pada berbagai macam kelompok pergaulan di dalam
masyarakat, jenis bacaan, tontonan, serta aktivitas-aktivitas lainnya di tengah
masyarakat kesemuanya membawa pengaruh terhadap fungsi pendidikan yang
dimainkan oleh sekolah terhadaf diri seseorang.Kondusif tidaknya dan positif
tidaknya pengalaman seseorang di lingkungan masyarakat tidak dapat dielakan
pengaruhnya terhadap keberhasilan fungsi pendidikan di sekolah.
Karena hal itulah, maka sekolah juga
berkepentingan dengan perubahan lingkungan seseorang di tengah-tengah
masyarakatnya, antaralain bisa dilakukan dengan melalui fungsi layanan
konseling, penciptaan forum komunikasi antara organisasi sekolah dengan
organisasi serta lembaga-lembaga lainya di masyarakat.Sebaliknya partisipasi
secara sadar dari seseorang untuk senantiasa belajar dari lingkungan
masyarakat, sedikit banyak juga ditentukan oleh tugas-tugas belajar serta
pengarahan belajar yang dilancarkan di sekolah.
b) Fungsi pendidikan di sekolah akan
dipengaruhi oleh sedikit banyaknya serta fungsional tidaknya pendayagunaan
sumber-sumber belajar di masyarakat. Kekayaan sumber-sumber belajar di tengah
masyarakat seperti adanya perpustakaan umum, adanya museum, adanya kebun
binatang, adanya peredaran Koran dan majalah serta sumber-sumber belajar
lainnya, disamping berfungsi sebagai medium pendidikan bagi masyarakat luas,
sumber-sumber tersebut juga bisa dan berfungsi pula untuk didayagunakan bagi
fungsi pendidikan sistem persekolahan. Pendayagunaan sumber-sumber belajar di
masyarakat bagi kepentingan fungsi pendidikan di sekolah, peningkatannya bisa
dilakukan dengan jalan penentuan strategi belajar mengajar yang mengaktifkan
keterlibatan mental siswa didalam mengkaji sumber-sumber belajar di
lingkungannya.Sebaliknya, gerakan-gerakan pendidikan yang diorganisasi di
tengah-tengah masyarakat (pendidikan luar sekolah), penunaian fungsi dari
pendidikan di masyarakat itu juga bisa dan fungsional jika mendayagunakan
sumber-sumber sekolah yang berupa guru, gedung, serta perlengkapan lainnya.
2.
Sekolah sebagai prosedur yang
melayani pesan-pesan pendidikan dari masyarakat lingkungannya.
Berdasarkan hal ini, berarti antara
masyarakat dengan sekolah memiliki ikatan hubungan rasional berdasarkan
kepentingan di kedua belah pihak.Berkenan dengan sudut pandang tersebut,
berikut ini dideskripsikan tentang hubungan rasional dimaksud.
a) Akurasi sasaran atau target
pendidikan yang ditangani oleh lembaga atau organisasi persekolahan, akan
ditentukan pula oleh kejelasan formulasi kontrak antara sekolah (selaku
pelayan) dengan masyarakat selaku pemesan.
Rumusan-rumusan
umum tentang kebutuhan dan cita-cita pendidikan yang diinginkan masyarakat,
sudah tentu memerlukan operasionalisasi dan spesifikasi sehingga memungkinkan
pengukuran terhadap terpenuhi tidaknya fungsi layanan sekolah sebagaimana yang
dibebankan oleh masyarakat.Dalam hal inilah diperlukan pendekatan komprehensif
di dalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan
jenjang persekolahan yang diperlukan.
b) Penunaian fungsi sekolah sebagai
pihak yang dikontrak untuk melayani pesanan-pesanan pendidikan oleh
masyarakatnya, sedikit banyak akan dipengaruhi ikatan-ikatan objektif di antara
keduanya. Ikatan objektif dimaksud bisa berupa perhatian, penghargaan, dan
topangan-topangan tertentu seperti dana, fasilitas, dan jaminan-jaminan
objektif lainnya yang memberikan makna penting terhadap eksistensi dan produk
persekolahan. Hubungan antara sekolah dengan masyrakat yang mengkontraknya,
kalau tidak disertai dengan jaminan dan ikatanikatan objektif sebagaimana
layaknya terjadi antara pihak pengontrak dengan pihak yang dikontrak, maka
sedikit banyak akan berpengaruh pada penunaian fungsi lembaga persekolahan.
Dengan demikian, maka penggarapan pada tingkat sistem yang berfungsi
melembagakan kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap keberadaan serta
produk atau out put persekolahan dengan sendirinya menjadi sangat
penting dan diperlukan.
c) Peran Masyarakat terhadap Pendidikan
Sebagaimana yang dikemukakan
terdahulu, bahwa masyarakat merupakan lembaga ketiga sebagai lembaga
pendidikan, dalam konteks penyelenggaraan pendidikan itu sendiri besar sekali
perannya.Bagaimanapun kemajuan dan keberadaan suatu lembaga pendidikan sangat
ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada.Tanpa dukungan dan partisipasi
masyarakat, jangan diharapkan pendidikan dapat berkembang dan tumbuh
sebagaimana yang diharapkan.
Oleh karena itu, sebagai salah satu
lingkungan terjadinya kegiatan pendidikan, masyarakat mempunyai pengaruh sangat
besar terhadap belangsungnya segala aktivitas yang menyangkut masalah
pendidiakan. Apalagi bila dilihat dari materi yang digarap, jelas kegiatan
pendidikan baik yang termasuk jalur pendidikan sekolah maupun yang jalur
pendidikan luar sekolah, berisikan generasi muda yang akan meneruskan kehidupan
masyarakat itu sendiri.
Berikut ini adalah beberapa peran
dari masyarakat terhadap pendidikan (sekolah).
1. Masyarakat berperan serta dalam
mendirikan dan membiayai sekolah.
2. Masyarakat berperan dalam mengawasi
pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan
masyarakat.
3. Masyarakatlah yang ikut menyediakan
tempat pendidikan seperti gedung-gedung museum, perpustakaan, panggung-panggung
kesenian, kebun binatang, dan sebagainya.
4. Masyarakat yang menyediakan berbagai
sumber untuk sekolah. Mereka dapat diundang ke sekolah untuk memberikan
keterangan-keterangan mengenai suatu masalah yang sedang dipelajari anak
didik.Orang-orang yang mempunyai keahlian khusus banyak sekali terdapat di
masyarakat, seperti petani, peternak, saudagar, polisi, dokter, dan sebagainya.
5. Masyrakatlah sebagai sumber
pelajaran atau laboratorium tempat belajar.
Dengan
demikian, jelas sekali bahwa peran masyarakat sangatlah besar terhadap
pendidikan sekolah.Untuk itu, sekolah perlu memanfaatkannya sebaik-baiknya,
paling tidak bahwa pendidikan harus dapat mempergunakan sumber-sumber
pengetahuan yang ada di masyarakat dengan alasan sebagai berikut.
1. Dengan melihat apa yang terjadi di
masyarakat, anak didik akan mendapatkan pengalaman langsung (first hand
experience) sehingga mereka dapat memiliki pengalaman yang konkret dan
mudah diingat.
2. Pendidikan membina anak-anak yang
bersal dari masyarakat, dan akan kembali ke masyarakat.
3. Di masyarakat banyak sumber
pengetahuan yang memungkinkan guru sendiri dalam mengetahuinya.
4. Kenyataan menunjukkan bahwa
masyarakat membutuhkan orang-orang yang terdidik dan anak didik pun membuthkan
masyarakat.
SUMBER:
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Idris, Zahara.1981.Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar