Pendidikan
kejuruan yaitu pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan sering dianggap
praktis, karena hasil belajar dari pendidikan kejuruan tersebut kita dapat
melakukan sesuatu yang praktis dan tidak memerlukan biaya untuk itu, misalnya
ketika kita sendiri dapat membetulkan sesuatu yang berhubungan dengan listrik
atau memperbaiki kendaraan yang rusak.
Pendidikan
kejuruan sering di anggap lebih dari sekedar persiapan kerja tanpa menggunakan
otak. Padahal jika pekerjaan membutuhkan keterampilan dan dedikasi, dan menjadi
sumber kepuasan bagi orang-orang yang melaksanakan lalu dibayar, maka tidak
seharusnya dipandang rendah. Pekerjaan yang dibayar menempati peran yang sangat
penting dalam hidup kita, terlepas dari kebutuhan kita untuk bekerja mencari
nafkah. Ini adalah pekerjaan yang membuat kita bertemu dengan orang lain, dan
dapat melatih beberapa kemampuan yang paling berharga bagi kita. Karena menjadi
seorang pekerja sukses sangat penting untuk harga diri kita dan pengakuan yang
kita dapatkan dari orang lain.
Poin
yang perlu diingat dalam persiapan sebuah kerja yaitu persiapan untuk memilih
tempat untuk bekerja, hal ini berbeda dari bagaimana cara belajar untuk
bekerja. Tetapi belajar bagaimana cara untuk bekerja adalah bagian yang tepat
dari pendidikan, meskipun bukan bagian dari pendidikan berbasis sekolah. Namun
kita juga harus berhati-hati dalam memilih sebuah pekerjaan, apalagi dalam hal menyangkut
bayaran. Karena hampir semua pekerjaan baik dibayar maupun belum dibayar,
melibatkan tingkat tertentu untuk tunduk pada otoritas, rutinitas membosankan
dan praktek keterampilan yang terbatas. Jika hal ini terjadi, pekerjaan
persiapan kejuruan berbasis akan melibatkan sedikit lebih dari pelatihan
tingkat rendah.
Sejauh ini kita berpendapat bahwa pendidikan
kejuruan memiliki peran sentral dalam persiapan untuk hidup, maka dengan
demikian hal ini harus ditanggapi dengan serius sebagai dua aspek utama lainnya
dari pendidikan, yaitu liberal dan sipil. Di satu sisi adalah pemilihan suatu
pekerjaan, disisi lain adalah persiapan untuk pekerjaan itu sendiri. Anak-anak
muda biasanya akan mulai memikirkan tentang jenis pekerjaan yang mereka
inginkan pada saat mereka berusia 14 tahun. Tetapi mereka perlu mengetahui
apakah mereka memiliki kemampuan potensi untuk memasuki suatu pekerjaan
tersebut. Sekolah memiliki peran yang penting dalam membantu anak-anak untuk
membuat pilihan mereka.
Hal ini tidak cukup untuk memberitahukan kepada
mereka tentang pekerjaan agar mereka dapat membuat pilihan apakah pantas atau
tidak untuk mereka, tetapi mereka perlu memiliki beberapa penggalaman. Dengan
melalui beberapa pengalaman, mereka dapat mengetahui bagaimana rasanya bekerja
disuatu pekerjaan tersebut. Maka mereka akan mengetahui apakah pekerjaan
tersebut sesuai dengan mereka dan apakah mereka cocok dengan pekerjaan itu.
Tetapi
sekolah juga memiliki beberapa kesulitan untuk dapat memberikan pengalaman
seperti itu. Namun, kesulitan ini sebagian dapat diatasi dengan tiga cara.
Pertama, memberikan beberapa pengalaman dalam kurikulum di sekolah, dengan
memberikan pelajaran kejuruan dengan guru yang tepat dan peralatan yang lengkap
(memadai). Hal ini melibatkan tingkat spesialisasi dalam sistem sekolah. Kedua,
sekolah harus memiliki hubungan dengan beberapa tempat kerja yang memungkinkan
anak-anak muda memiliki beberapa pengalaman seperti apa hidup dilingkungan
kerja, agar mereka dapat mempertimbangkannya. Ketiga, menyediakan mereka dengan
penilaian karir spesialis dan saran. Idealnya sekolah harus mampu memberikan
semua hal ini.
Anak-anak
muda perlu tahu mana pilihan yang berharga dan sesuai dengan kemampuan mereka.
Mereka juga harus memiliki penguasaan diri untuk menentukan pilihan melalui
beberapa keraguan dan kesulitan yang mereka hadapi. Pendidikan kejuruan harus
memiliki tujuan memberikan anak-anak muda pengetahuan tersebut, baik dari
pekerjaan dan dari diri mereka sendiri, dan memberikan mereka kesempatan yang
cukup untuk mengeksplorasi kesulitan serta kesenangan dalam memilih pekerjaan
yang potensial, sehingga mereka mampu membuat sebuah keputusan.
Pendidikan
kejuruan adalah elemen kunci dari pendidikan liberal bagi banyak anak-anak muda
yang ingin mengikuti pilihan kerja luar sekolah di usia minimum. Dalam hal ini
bagian utama dari peran sekolah menengah yaitu melayani, bukan hanya untuk
anak-anak muda dengan kecenderungan akademis yang kuat, tetapi juga bagi mereka
yang kuat di kejuruan.
Dalam
melatih¸mengatur, dan bernegosiasi untuk mengembangkan pekerjaan, serikat
pekerja mengembangkan dari pendidikan kejuruan yang dikenal sebagai “magang”.
Magang tidak hanya melibatkan keterlibatan berkepanjangan dengan teknik dan
kebajikan praktek tugas kerja, tetapi juga melibatkan induksi ke dalam
pekerjaan sebagai cara hidup. Dengan demikian, magang lebih dari pendidikan
kejuruan teknis, dalam arti sebuah pengantar cara hidup dan proses pembentukan
karakter.
Pendidikan
kejuruan untuk pekerjaan yang memerlukan tingkat keterampilan dan pengetahuan
dengan demikian membutuhkan struktur yang mengintegrasikan tiga unsur yaitu
unsur pengetahuan teoritis dan faktual, unsur simulasi, dan unsur percobaan.
Sementara banyak tempat kerja yang tidak cukup untuk menyediakan macam
pengalaman pendidikan yang diperlukan, juga bukan kelas dan lokakarya kolase
yang berbasis cukup memberikan berbagai macam pengalaman praktis yang
diperlukan.
Syarat
dalam pemilihan pekerjaan, yaitu terbagi dua. Pertama, pilihan pekerjaaan
membutuhkan semacam pendidikan kejuruan yang telah di anjurkan. Kedua, pekerjaan
keterampilan tinggi biasanya terletak dalam jenis pekerjaan, dan seperti yang
kita lihat, induksi ke suatu pekerjaan membutuhkan persiapan yang panjang agar
keterampilan dan pengetahuan yang dikuasai tidak hanya yang berkaitan dengan
berbagai tugas kecil, tetapi dengan berbagai tugas yang harus ditemukan dalam
pekerjaan, pengetahuan dan pemahaman tentang tempat pekerjaan di sektor
industri lebih luas dan dalam masyarakat pada umumnya.
Selain
itu, perubahan teknologi cenderung mengurangi jumlah pekerjaan dan pada saat
yang sama, untuk memperluas pekerjaan yang tepat untuk mereka. Ini memiliki
efek yang memerlukan keahlian ganda pekerja dalam pekerjaan tersebut. Hal ini
mempertimbangkan kita pada hubungan antara pendidikan dan kebijakan ekonomi.
Maka pemerintah harus mengambil inisiatif untuk memastikan bahwa hal ini adalah
kepentingan pengusaha untuk melatih pekerja mereka. Kebijakan tersebut bisa
berupa pungutan atau pelatihan pajak, atau lisensi untuk berlatih dalam pekerjaan
yang bergantung pada kualifikasi.
Pada
akhirnya, kebijakan pendidikan kejuruan adalah masalah dalam politik karena
mempengaruhi kepentingan mendasar dari pengusaha dan karyawan dan mungkin
melibatkan kepentingan yang dianggap menimpa salah satu atau kedua kelompok
ini, setidaknya dalam jangka pendek. Persetujuan mengenai isu-isu tersebut jauh
lebih mudah untuk di dapatkan ketika pihak utama dapat setuju atas apa yang
harus menjadi arah utama pembangunan ekonomi, jauh lebih mudah untuk mendapatkan
ketika mereka tidak bisa.
Sumber:
Philosophy and Educational
Policy: A Critical Introduction - Oleh
John Gingell,Christopher Winch
Tidak ada komentar:
Posting Komentar